Semua sepakat bahwasanya waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Bahkan dalam Al Quran surah Al Ashr Allah pun bersumpah dengannya. Tidaklah Allah bersumpah dengan sesuatu kecuali ada keutamaan padanya.
Seorang bijak pernah ditanya, “Apa yang paling jauh dari manusia?” Kemudian ia menjawab, “Satu detik yang telah berlalu.” “Kenapa?” “Karena jika ia sudah pergi takkan pernah kembali lagi.”
Sesuai dengan hadis Nabi صلى الله عليه وسلم yang shohih, rata-rata usia umat beliau itu antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit yang lebih dari itu. Sedikit sekali apabila dibandingkan dengan usia umat-umat terdahulu yang usianya bisa sampai ratusan bahkan ribuan tahun. Maka kita sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad yang sangat amat merindukan surga, tentu ingin sekali bisa mengisi usia yang singkat itu dengan banyak amalan sholih sebagai bekal pertanggung jawaban di akhirat nanti.
Tapi sayang, kesibukan yang padat selalu menjadi alasan kita semua untuk tidak mengerjakan beberapa amalan yang baik. Padahal ada beberapa amalan ringan yang bisa kita kerjakan di sela-sela kesibukan kita. Walaupun ringan tapi keutamaan dari amalan-amalan itu sangat luar biasa. Salah satunya adalah DZIKR
Hati adalah segumpal daging yang bisa mempengaruhi seluruh tubuh manusia. Hati juga bisa lelah sebagaimana badan bisa lelah. Hati juga butuh asupan sebagaimana badan butuh asupan. Ketika hati lelah dan butuh asupan, maka sebaik-baik gizi yang kita berikan adalah DZIKR, mengingat Allah تعالى.
Allah تعالى berfirman,
ألا بذكر الله تطمئن القلوب (28
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Qs Ar ra’d : 28)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah bersabda :
مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR Bukhari dan Muslim)
Banyak sekali dzikr-dzikr yang telah diajarkan Nabi kita yang mulia. Ringan untuk kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Bahkan di saat-saat jadwal padat sekalipun. Tinggal bagaimana kitanya saja yang mau memanfaatkan waktu kita atau tidak.
Sebagai contoh, ada seorang penjaga karcis pintu tol. Setiap ia memberikan kartu tol kepada setiap pengemudi yang lewat, ia selalu mengucapkan Subhanallah atau Astaghfirullah wa atuwbu ilayh atau dzikr-dzikr yang lainnya. Bayangkan saja, kira-kira ada berapa pengemudi yang lewat setiap harinya dan kira-kira berapa banyak pahala yang bapak itu peroleh setiap harinya. Maka bapak itu bisa jadi contoh untuk kita semua bagaimana memanfaatkan setiap kesempitan menjadi kesempatan untuk melakukan amal kebaikan. Rasanya tidak sulit berjalan sambil mengucapkan Subhanallah, Astaghfirullah, dsb. Dari pada berjalan sambil melamunkan si dia, yang bahkan belum pasti jadi milik kita.
Dan salah satu dzikr yang diajarkan Nabi صلى الله علبه وسلم adalah dzikr pagi dan petang. Salah satu manfaat jika kita membaca dzikr ini adalah kita mendapatkan penjagaan sepanjang hari.
Adapun untuk waktu pelaksanaannya, Anas bin Malik رضي الله عنه berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak.” (HR Abu Dawud)
Allah تعالى berfirman,
(39) فاصبر على ما يقولون وسبح بحمد ربك قبل طلوع الشمس وقبل الغروب
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam.” (Qs Qaf : 39)
Buat anak-anak indie kan keren tuh, menikmati waktu senja bersama dzikr pagi dan petang. Gimana redaksi dzikr nya? liat postingan selanjutnya yaa