Mari kita bahas sebuah fenomena yang identik dengan para remaja, walaupun orang yang sudah tak lagi muda juga bisa dibuat gila olehnya. Karena ini bukan soal usia, melainkan soal hati yang kurang pandai dijaga. Virus merah muda yang aku, kamu, dan mereka pernah atau akan dibuat “demam” olehnya. Dibuatnya seorang raja menjadi rakyat jelata, atau sebaliknya seorang hamba bisa menjadi penguasa. Karenanya juga, seseorang bisa sepanjang hari tersenyum bahagia, atau bahkan tak berhenti menangis dibanjiri air mata. Dan kalau sudah seperti itu pabrik tisu lah yang akan mendapat untung berlipat ganda. Yaa, virus merah muda itu biasa orang sebut dengan CINTA.
Para filsuf dan pujangga, atau bahkan para ahli Bahasa telah mencoba untuk memberikan definisi untuk kata cinta. Tapi sayang tak ada yang berhasil mendefinisikannya secara sempurna. Kau tau kenapa? Karena ternyata cinta itu soal rasa bukan permainan kata-kata. Sebenernya tak ada yang salah dengan cinta, karena ia adalah fitrah yang dimiliki setiap manusia. Bahkan kita terlahir karena cinta, kita bisa hidup sampai sekarang pun karena cinta, akan hampa rasanya bila hidup tanpa ada cinta. Sekarang masalahnya ada pada si pecinta, bagaimana ia merespon rasa yang ada. Apakah ia telah menaruhnya pada tempat yang seharusnya? Atau malah ia menodai kesucian cinta?.
Islam adalah agama yang sempurna dan menyempurnakan, penganutnya lah yang jauh dari kesempurnaan. Islam telah memberikan pedoman dalam setiap hal yang ada, masalah kecil atau besar tak ada yang luput dijelaskannya, pun dalam masalah cinta. Lebih dari seribu tahun yang lalu, 2 orang yang saling memendam rasa yaitu Ali sahabat nabi yang mulia dan Fathimah putri Nabi tercinta telah mengajarkan kita bagaimana seharusnya menyikapi rasa cinta.
Kisah itu dimulai saat Ali radhiyallahuanhu melihat Fathimah membersihkan luka pada tubuh ayahnya ( Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ). Maka karena kelembutan, kesantunan dan kesholihan Fathimah, Ali radhiyallahuanhu menaruh rasa padanya. Entah itu cinta atau apa yang jelas Ali radhiyallahuanhu berniat mempersuntingnya. Tapi ia butuh waktu untuk mempersiapkan segalanya, termasuk juga harta. Walaupun Ali termasuk orang yang paling terkenal memperjuangkan islam, tapi ia tak punya banyak harta karena hidupnya dihabiskan untuk berdakwah lillahi ta’ala. Maka selama memantaskan dirinya, ia lebih memilih memendam cintanya sendiri di dalam dada.
Pada suatu hari tiba-tiba hidupnya terasa gelap gulita, saat ia mendengar kabar bahwa Abu Bakr akan meminang Fathimah orang yang ia cinta. Dipikirnya siapalah dia dibanding Abu Bakr, orang yang telah mengorbankan seluruh harta dan tenaganya untuk agama sejak awal permulaan islam. Akhirnya ia coba untuk mengikhlaskan rasa yang ada, karena menurutnya cinta itu hanya 2 “meingikhlaskan atau memperjuangkan”. Tapi awan mendung itu tetiba sirna saat ia mendengar kabar, bahwasanya lamaran Abu Bakr di tolak halus oleh Nabi yang mulia. Ali kembali bersemangat memperpantas dirinya.
Namun tak lama awan mendung itu kembali menghantui Ali, saat ia mendengar Umar akan meminang sang pujaan hati. Lagi-lagi Ali harus memilih “mengikhlaskan atau memperjuangkan”. Tapi apa boleh buat, melihat Umar yang terkenal akan kegagahan dan keberaniannya, ia lebih memilih untuk mengikhlaskan untuk yang kedua kalinya. Tapi harapan untuk memiliki itu kembali lagi, saat ia mendengar Nabi menolak lamaran untuk putrinya lagi.
Tak ingin mengikhlashkan untuk yang ketiga kali, Akhirnya Ali memilih untuk memperjuangkan cintanya. Ia memberanikan diri untuk mendatangi rumah Nabi. Sesampainya di rumah Nabi, Nabi bertanya kepada Ali, “ada kebutuhan apa kamu datang kesini wahai Ali?” Lisan Ali langsung kelu, tak ada yang bisa ia katakan saat itu. Dan akhirnya Nabi yang telah mengetahui maksud kedatangan Ali lebih dulu membuka arah percakapan. “Apakah kamu datang untuk meminang putriku?” berkata Nabi kepada Ali. Panas dingin Ali dibuatnya, “Iya wahai Rasul, tapi aku tidak punya apa-apa.” Jawab Ali singkat. Kemudian Rasul memberikan solusi untuk Ali “bagaimana dengan baju besimu? Jadikanlah ia mahar untuk putriku.”
Singkat cerita menikahlah Ali dengan Fathimah. Dan setelah penantian dan perjuangan Ali untuk cintanya, taukah kamu apa yang dikatakan Fathimah kepadanya?. Fathimah membuat sebuah pengakuan “Maafkan aku suamiku, sebelum menikah denganmu aku pernah jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin sekali menikah dengannya” jelas terkejut Ali dibuatnya, lantas ia berkata pada Fathimah “lalu kenapa kau tetap ingin menikah denganku? Menyeselkah dirimu?” Kemudian sambil tersenyum Fathimah menjawab dengan lembut “iyaa karena pemuda itu adalah kamu…”
Kisah cinta yang luar biasa bukan? Lihat bagaimana mereka menyikapi rasa cinta, saling memendam rasa sampai Allah benar-benar menyatukan mereka. Sampai dikatakan setan pun tak tahu kalau mereka saling jatuh cinta.
Maka untuk para pejuang cinta, perjuangkanlah ia sebagaimana mestinya. Jangan keluar jalur lalu kau malah menodai kesuciannya.Memang tak ada yang lebih membuat si pecinta bahagia kecuali melihat orang yang ia cintai bahagia. Tapi bukan berarti kau bisa menghalalkan segala cara demi cinta. Ada batas-batas yang harus kau jaga. Atau mungkin kau harus mulai belajar mengikhlaskannya. Apa kau tahu Orang bilang pengorbanan paling besar dalam urusan cinta adalah kau ikut bahagia saat melihat orang yang kau cintai bahagia bersama pilihannya?. Tapi apa kau juga tahu bahwasanya kalimat ter bullshit dalam urusan cinta adalah kalimat barusan?. Yaa karena kuyakin semua juga tau rasa itu sangat menyiksa. Yang perlu kau lakukan hanyalah mengikhlaskannya. Hey! Ada milyaran manusia diatas muka bumi dan kau masih jatuh cinta pada orang yang bahkan takkan pernah bisa kau miliki selamanya?
Kenapa? Ada apa? Apa Labib sedang jatuh cinta? Tidak, aku tidak sedang jatuh cinta dan tidak ingin jatuh cinta, sakit. Aku ingin terbang bersama cinta, bersamanya melihat keindahan alam semesta. Jadi apakah kamu ingin terbang bersama? Iyaa kamu..
Gokiiiiiil subhanallah . .
Gaya menulis milenial yang dibumbui dengan tadabur ilmi. Barakallah fik bro
Thankyou cikgu..
Ciae cie ada yg lagi kasmaran rupanya ahayyy
Hahahaha nggk kok mang