Dunia terus berputar dan waktu tak pernah berhenti mengalir, meninggalkan mereka yang lengah merangkak diatas tanah. Saling rebut pengaruh kekuasaan antar bangsa juga agama di dunia akan terus terjadi. Kita anak cucu Adam dan Hawa akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang lebih rumit dari apa yang sekarang kita hadapi.
Puluhan tahun yang lalu, bapak proklamator Indonesia pernah mengatakan sebuah perkataan yang tak asing lagi di telinga kita “ berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncang dunia ”, dan dalam pidato kemerdekaan 1966 “ JASMERAH , jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!” teriak Bung Karno berpesan dengan lantang. Sebuah semboyan yang masih dipegang bangsa kita sampai sekarang.
Dengan dua perkataan tadi seolah Bung Karno ingin mengisyaratkan kepada kita, bahwasanya sejarah dan pemuda adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Mereka adalah dua elemen yang saling berkaitan. Yaa ketika kita membaca sejarah yang ditulis oleh para ahli sejarah dari seluruh penjuru dunia, maka kita akan dihadapkan pada satu fakta tak terbantahkan, Bahwasanya pemuda adalah elemen utama yang melahirkan momen-momen penting dalam peradaban manusia .
Sedikit kita menengok kebelakang, pada bulan Ramadhan tahun 2 hijriah telah terjadi perang yang amat dahsyat antara kaum Muslimin dengan kuffar Quraisy. Yang mana jumlah pasukan kuffar Quraisy pada saat itu 3 kali lebih banyak dari jumlah pasukan kaum muslimin, perang BADR namanya. Pada perang itu datang dua orang pemuda di barisan kaum muslimin menjinjing sebilah pedang, dua orang pemuda yang akhirnya berhasil mencatatkan nama mereka dalam sejarah sebagai orang yang berhasil melumpuhkan panglima perang Quraisy, Amr bin Hisyam atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Abu Jahl. Dua orang itu adalah Muaz bin Amr Al-Jamuh dan Muawwiz bin Afra yang masing-masing berusia 14 dan 13 tahun.
Delapan puluh delapan tahun setelah perang Badr, tepat 90 hijriah, 12 kapal kaum muslimin yang mengangkut barang dagangan, pedagang dan wanita muslimah ditawan oleh bajak laut Hindustan di daerah Sindh (sekarang Pakistan), yang dahulu adalah bagian dari India. Mendengar kabar itu Hajjaj bin Yusuf gubernur Irak mengirim pasukan di bawah komando panglima perang senior Abdullah bin Nahban, tapi sayang mereka berhasil di taklukan oleh para perampok itu. Tak berhenti disitu, hajjaj bin yusuf mengirimkan pasukan kedua dibawah komando Budail bin Thahfah Al Bajali namum apa yang mereka dapat tidak jauh berbeda dari pasukan pertama. Hal ini membuat Hajaj Bin Yusuf geram dan akhirnya ia berunding dengan pemuka kaum untuk mengatur siasat yang akhirnya memutuskan untuk mengirim pasukan ketiga dibawah komando seorang anak muda. Singkat cerita berangkatlah pasukan tersebut, namun pasukan ini berbeda. Mereka berangkat dengan semangat muda dan akhirnya berhasil menaklukan tanah India. Yaa ! pemuda itu ialah Muhammad bin Al Qashim sang penakluk tanah India yang usianya baru 18 tahun .
Beralih dari sejarah islam ke sejarah Indonesia, tahun 1945 golongan tua berseteru dengan golongan muda, yang akhirnya mengakibatkan golongan muda nekat menculik Soekarno ke Rengasdengklok. Mereka mendesak supaya Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soekarno, seseorang yang bukan hanya dihormati oleh bangsanya, bahkan pemimpin-pemimpin duniapun menyeganinya. Tapi, ternyata ia masih butuh dukungan para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia .
Tahun 1998 para pemuda yang terdiri dari berbagai golongan mahasiswa berkumpul di Jakarta dengan tujuan menyuarakan kebenaran, menggulingkan pemerintahan yang dikuasai oleh orang-orang yang dzholim, dan dengan izin Yang Maha Kuasa merekapun berhasil menggulingkan kekuasaan itu. Lagi-lagi pemuda berhasil memainkan peran pentingnya dalam sejarah.
Maka jika kita berbicara tentang perubahan ia selalu identik dengan pemuda. Sosok yang selalu menginisiasi perubahan-perubahan yang ada. Jadi sudah seharusnya perjuangan para pemuda dahulu menjadi motivasi bagi kita bersama untuk senantiasa mengumpulkan ilmu dan pengalaman, karena orang yang banyak ilmunya akan luas pandangannya , dan orang yang banyak pengalamannya akan punya banyak pertimbangan dalam langkahnya. Selain itu ilmu dan pengalaman adalah dua modal utama bagi kita untuk membawa perubahan yang kongkrit bagi bangsa kita Indonesia.
Oknum jahat disana sedang tertawa melihat apa yang menimpa pemuda islam Indonesia, kenakalan remaja diberitakan dimana-mana. Mereka sadar bahwa hancurnya generasi muda adalah awal dari kehancuran suatu bangsa dan hancurnya negara Indonesia adalah satu hal yang mereka impikan sejak dulu kala. Maka, sekarang bukan saatnya saling tunjuk atau saling menyalahkan. Sudah saatnya kita sadar dan menyadarkan, bangkit dan membangkitkan, sekarang bukan saatnya saling berpangku tangan. Lupakan perbedaan, mari kita bergandeng tangan membawa Indonesia menuju perubahan, kearah yang lebih baik.
Satu pertanyaan sederhana “ perubahan apa yang sudah kita bawa? ”, sebuah pukulan bagi kita semua yang belum membawa perubahan apa-apa. Tak usah berbicara soal peran kita untuk agama atau bangsa, bahkan membawa perubahan bagi diri sendiri saja belum bisa. Mau terus-terusan hidup seperti ini? hayolah kawan! hidup ini soal pilihan, memilih untuk berdiam diri diatas stagnansi atau terus maju untuk memperbaiki diri. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?.
قال الله تعالى : “إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم” – الرعد : 11
Allah berfirman : “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka (berusaha) mengubah keadaan mereka sendiri” (QS Ar ra’d : 11)
Tulisan ini diadaptasi dari rekaman khutbah jumat saya di Masjid Al Fadhl, Semarang saat masa pengabdian sebelum berangkat ke Kuwait tahun lalu, dengan beberapa penambahan, pengurangan dan penyesuaian dari bahasa lisan ke bahasa tulisan
Maasyaallah, baarokallahufiik.
Tulisannya menyebarkan semangat.