Malam ini masih sama, tak ada yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Hanya saja kali ini ku terinspirasi oleh seseorang disana, yang mampu mengekspresikan rasa dan berbagi cerita lewat kata-kata yang ia tulis di dunia maya. Baiklah sebelum ruh ini berlayar di alam mimpi, ingin kutuangkan sedikit isi hati disini. Bukan sekedar basa-basi, namun ingin mencoba untuk sedikit saja berbagi.
Saat jarak memisahkan raga bukan hanya sepelemparan batu saja, melainkan ribuan mil jauhnya. Saat itu juga rindu dan cinta berkecamuk dalam dada. Keheningan membawa khayalku terbang bebas di angkasa. Menyingkap tirai-tirai memori indah lama yang tersimpan rapih di dada.
Sosok itu, saat jiwa diselimuti kedinginan karena di guyur hujan ujian, ia datang mendekap erat penuh kehangatan. Disambutnya aku dengan senyuman, sederhana namun menjanjikan sebuah ketenangan. Seperti senyuman mentari dikala menyambut sang pagi, sederhana namun ia terus menyinari sampai tiba sore hari. Sesederhana bintang bintang di malam hari, ia tak bersinar namun selalu setia menemani dikala gelap menyelimuti bumi.
Sinar matanya selalu pancarkan kehangatan. Ibarat sinar jingga milik sang senja, namun ia abadi, tak seperti senja yang indah sesaat lalu entah kemana ia pergi. Dari sosok itu lah ku belajar makna perjuangan, ketulusan dan hakikat kehidupan.
Sosok yang sederhana nan bersahaja. Dari garis wajahnya dapat kubaca bahwa bukan kemewahan dunia tujuan mereka, melainkan sebuah rumah di surgaNya lah yang menjadi cita cita mulia. Mereka tak berhasrat untuk berenang dalam kolam emas atau bersayapkan uang kertas. Prioritas mereka bukan uang berlipat, bukan pula mobil mewah mengkilat. Hidup mereka amat sederhana karena telah terhujam kuat dalam dada sebuah keyakinan bahwa semua ini FANA. Ridho Yang Maha Kuasa lah yang selalu mereka kejar dengan segenap tenaga.
“Tidak usah terlalu memikirkan kami, karena bahagia kalian bahagia kami juga.” “Jangan risau, apapun akan kami perjuangkan demi kebahagiaan kalian.” “Mujahid mujahidku, doa kami selalu mengiringi langkah kalian.” Itulah potongan potongan kalimat yang sering disampaikan lisannya. Sederhana bukan? Namun diri ini selalu dibuat malu olehnya. Karena saat ku coba menerka apa yang telah kupersembahkan, yang kutemukan hanyalah hampa.
Kalian tahu? Setelah sekian banyak pengorbanan itu ternyata pinta mereka amat sederhana. Teringat olehku petuah yang mereka sampaikan di sore itu, “dari kalian kami tak menginginkan harta, cukup menjadi hamba hamba yang selalu dekat dengan penciptanya, menjadi anak anak yang selalu menyebut nama kami dalam doa saat kami telah tiada, selalu memohonkan ampun untuk kami dalam sujud sujud panjangnya. Karena dengan itu kami akan bahagia di akhirat yang kekal selamanya”. Saat selesai kalimat itu tak terasa pipinya telah dibanjiri air mata. Begitupun kami, tak kuasa menahan air mata saat mendengar kalimat-kalimat itu. Sederhana namun tersimpan dibaliknya sebuah harapan yang nyata.
Kurasa kalian sudah bisa menebak siapa sosok itu. Ya mereka adalah 2 malaikat kasat mata yang biasa orang-orang sebut sebagai orangtua. Sebuah anugerah tak ternilai dari Allah untuk kami anak-anaknya. Dua sosok yang selalu mengajarkan kami nilai-nilai kesederhanaan. Hari-hariku selalu terasa indah disaat senyum mereka merekah. Dan jikalau ku diberi sebuah permintaan, ingin ku memohon agar bisa selalu bahagia bersama mereka dalam keabadian, Aamiin.
Maka saat kau tanya apa tujuanku hidup di dunia, jawabku sederhana saja “untuk mencari ridhonya pencipta langit dan bumi, dengan cara mendapatkan ridhonya 2 malaikat kasat mata yang kusebut diatas tadi”
عن عبد الله بن عمرو -رضي الله عنهما- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: “رضا الله في رضا الوالدين، وسَخَطُ الله في سَخَطِ الوالدين” -رواه الترمذي
Dari Abdullah bin Amr – رضي الله عنهما – dari Nabi – صلى الله عليه وسلم – bahwasanya beliau bersabda : “Ridha Allah itu berada pada ridha kedua orangtua, dan murka Allah juga ada pada murka kedua orangtua” (HR. tirmidzi)
from : Kuwait University
Semoga sampai ke JannahNya
Terharu, good joob brother fillah
Thankyou sist
Welcome
MasyaAllah
Masya Allah, sungguh indah cita2 mu wahai sobat, karena jarang sekali org2 di zaman ini yg mempunyai cita2 sperti itu, semoga apa yang kmu inginkan terwujud oleh sang pencipta langit dan bumi.
#Salam hangat….
Aamiin Ya rabb, terimakasih ma broo
masya allah, bagus sekali anak muda tulisanmu.. sebuah arti cinta sedepa dibawah cinta orangtua..
Terimakasih pujangga
Wow, really emotinal, it’s awesome. U remind me to them. Parents deserve to be in the most of our prayers. Good work, love it…….
Thankyou Farhan for visiting my blog, I’m so glad you enjoy it Allah bless you
Good first post Boy!
Oooooh nooo, he read it!! Haha
Masya Allah broo…
Barakallahufikum
Syukron, Wafiykum Baarakallah
Masya Allah ceritanya sangat luar biasa sampai tak terasa air mata mengalir.
Teruskan bakat menulisnya ya Nak …
Syukron Um, InsyaAllah sambil belajar menulis ini
Semoga Ar Rahman mengijabahi semua cita2 antum mas Labib
Aamiin ya Rabb
Barokallohu fiik.
Maasyaallah, maasyaallah..
setiap orang tua menginginkan hal yang sama.
Semangatttt menuliskan hal² bermanfaat.
Ditunggu tulisan² nya ya !!!
Baarokallahufii juhuudik
MasyaAllah Tabarakallah..sangat menginspirasi..semoga ananda selalu dimudahkan dalam menuntut ilmu agama…aminm